Kata / Kelompok 44 KKN UMSIDA 2014 Kelompok 44 KKN UMSIDA 2014

Selasa, 21 Oktober 2014

Akhirnya...Berakhir...


                Alhamdulillah selesai juga KKN-T POSDAYA Kelompok 44. Setelah selama kurang lebih 4 bulan disibukkan dengan kegiatan KKN mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pembuatan laporan akhirnya bisa terselesaikan juga kegiatan KKN ini.
            Kelompok 44 kerja bersama tanpa membedakan saya, kamu atau dia tapi KITA, dengan kebersamaan semua masalah dapat kita pecahkan bersama. Semoga nanti nilai ahir dari kelompok 44 adalah satu dapat A semua dapat A, amiiinn…
            Kita juga sangat berterima kasih kepada Kepala Desa Wunut Bapak Suwignyo SE dan jajaran perangkat Desa Wunut yang telah membantu kami dalam pelaksanaan KKN ini dan menerima kami dengan tangan terbuka, Ketua RT 12 Desa Wunut Bapak Sukamto dan keluarganya yang menerima dan membantu kami seperti keluarga sendiri, menyediakan rumah dan lahannya untuk tempat kami beraktifitas selama kegiatan KKN, juga terima kasih kepada anggota Karang Taruna Desa Wunut dan seluruh warga desa Wunut yang sangat membantu kami. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen DPL kami Bapak Tejo Sukmono ST, MT yang telah membimbing kami mulai awal sampai akhir dalam pelaksanaan KKN ini.
            Semoga KKN ini dapat memberi manfaat bagi kita semua yang terlibat, amiiiinn…

Minggu, 21 September 2014

Pembagian Bibit tanaman

Alhamdulilah,.. setelah lama menunggu dan kerja keras menanam bibit tanaman,akhirnya setelah 4 bulan menanam bibit siap untuk di bagikan ke warga dan siap di tanam. Kami kelompok 44 sangat antusias untuk membagikan bibit tanaman yang kami rawat, bibit tanaman itu kami bagikan di tempat kkn kelompok 44 yaitu desa wonut. Pada hari minggu jam 7 pagi sudah bersiap-siap untuk membagikan, satu demi satu rumah warga kami datangi dan kami bagikan bibit tanaman yang kami tanam. Warga pun sangat senang dengan kegiatan kami, bibit tanaman yang kami bagi merupakan bibit unggulan.
Pemeliharaan tanaman
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit.
Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi. Disarankan agar sayuran buah seperti cabe, tomat tidak mudah rontok sebaiknya menambahkan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL setiap 5 sampai 6 bulan sekali. Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Di swalayan, kios tanaman saat ini sudah banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril. Saat ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yaitu menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami, meskipun harga produk tersebut lebih mahal. Saran untuk berkebun di rumah sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan.Terima kasih juga kami ucapkan yang telah membantu saat pembagian bibit. Berikut foto dokumentasi saat pembagian bibit:









Selasa, 26 Agustus 2014

PEMBUATAN RAK

          Setelah pembagian tugas untuk perawatan tanaman maka langkah selanjutnya adalah pembuatan rak sebagai tempat tanaman untuk penanaman dengan metode vertikultur. Model yang kami pilih model tribun atau bersap ke atas dengan 3 tingkat atau sap. Pertimbangan kami memilih model ini adalah agar mudah diletakkan di lahan yang sempit dan secara visual lebih terlihat menarik karena tanaman tidak menggerombol, dan juga mudah untuk dipindah-pindahkan. Untuk bahannya kami mempunyai beberapa pilihan yaitu bambu, kayu dan besi siku, setelah melalui beberapa diskusi akhirnya disepakati bahwa kita menggunakan besi siku dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
-          Kuat
-          Tahan lama
-          Ringan
Mungkin kekurangan hanya satu yaitu mahal, tapi sebenarnya relatif juga kalau dibilang mahal, karena keunggulannya sebenarnya lebih banyak. Untuk pembuatan rak dengan panjang 1.5m, lebar per sap 20 (total lebar 60cm) diperlukan dana sebesar Rp. 200.000.
Untuk pengerjaannya kami mengerjakan di sekretariat IMEI di kampus II karena kami bisa mengerjakan pada malam hari, khawatir kalau kami mengerjakan di balai desa atau rumah warga akan mengganggu waktu istirahat warga, sebab suara yang ditimbulkan lumayan berisik. Waktu pengerjaan tidak lama hanya sekitar 4 jam, rak sudah selesai dan siap digunakan